Senin, 14 Januari 2013

Belajar Nasionalisme dari “Habibie&Ainun”


“Nasionalisme” sebuah paham yang semakin lama semakin sulit dijumpai dalam jiwa anak bangsa. Itulah potret realita masyarakat Indonesia saat ini. Dengan tanpa malu membangga-banggakan negara lain. Segala trend-pun diikuti. Mulai dari produk fashion, olah bahasa, sampai cara berpikirnya. Sedang budaya produk  negeri sendiri dipandang sebelah mata. Budaya negeri dikatakan klasik dan jadul.
Realita ini memang sulit dihindari. Ini merupakan dampak negatif dari dunia yang semakin mengglobal. Namun, apakah pantas globalisasi yang harus  dipersalahkan? Semua sepakat menjawab globalisasi tak bersalah, hanya manusianya yang salah menyikapi. Lantas bagaimana menyikapinya?
Di tengah pasang surut rasa nasionalisme bangsa, hadir sebuah kisah yang pantas menjadi teladan. Refleksi kisah inilah yang sekarang sedang mendominasi bioskop-bioskop nusantara. Tak lain dan tak bukan adalah kisah “Habibie&Ainun”. Kesuksesan yang dicapai di negeri orang, tak lantas membuat diri buta. Sosok Habibie dan Ainun masih terus memikirkan, bagaimana perkembangan Bumi Pertiwi. Bahkan beliau rela meninggalkan pekerjaan yang sedang ditekuni, di kala karirnya memuncak(mendekati titik kulminasi). Demi membangun proyek negeri yang saat itu belum jelas ke depannya.
Jiwa-jiwa seperti ini seharusnya tumbuh dan melekat di hati setiap anak bangsa. Bukan meniru dan membangga-banggakan bangsa lain. Indonesia butuh semangat jiwa nasionalisme. Proyek pembangunan negeri masih panjang. Semuanya tidak akan terealisasi tanpa rasa nasionalisme tinggi. Dengan nasionalisme kita akan mampu mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia. Cita-cita kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai yang tertera di Pembukaan UUD 1945. Semoga. Wallahu a’lam bi al-shawaab.

1 komentar:

indana idtu ella mengatakan...


min... kunjungi blog ku jga ya.... ditunggu..




http://indananurlela.blogspot.com/

Posting Komentar